BERIMAN KEPADA YANG GHAIB TAPI TIDAK TAHU YANG GHAIB
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُونَ
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 3)
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan” [an-Naml/27 : 65]
BAGAIMANA MUNGKIN KITA DISURUH BERIMAN KEPADA YANG GHAIB TETAPI KITA TIDAK BISA TAHU SEMUA YANG GHAIB ITU, DUA AYAT DIATAS SEPERTI BERTENTANGAN SATU SAMA LAIN..
Pertanyaannya: Mungkinkah kita beriman kpd yang tidak bisa kita tahu?
JAWABAN:
Perkara ghaib maksudnya peristiwa ghaib bukan tidak tahu smua2 yang ghaib, perkara = peristiwa kejadian.
Sementara perkara atau peristiwa masa lalu yg ghaib tersebut banyak yg diceritakan kpd Nabi SAW, spt ayat 44 QS Al-Imron, juga pada ayat lain :
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا﴿٢٦﴾إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridahiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan belakangnya” [al-Jin/ : 26-27]
Ada pengecualian. KECUALI RASUL. Sedangkan Rasul itu punya sifat AMANAH, pastilah disampaikan lg kpd umatnya…tetapi…ingat…ada sebagian yang disebut RAHASIA, rahasia bukan tidak ada yg tahu sama sekali, tetapi terbatas atau orang2 pilihan spt Allah memilih dgn lafadz “Rasul yang diridahiNya” atau RASUL PILIHAN maka Rasul pun akan menyampaikan “rahasia” tsb kepada “umat yang diridhadinya” atau UMAT PILIHAN. Kok gitu? Rasul pilih kasih dong kpd umat nya? ya Iya lah…Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,
حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِعَاءَيْنِ ، فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَبَثَثْتُهُ ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَلَوْ بَثَثْتُهُ قُطِعَ هَذَا الْبُلْعُومُ
Aku menghafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dua bejana ilmu. untuk satu bejana sudah saya sampaikan kepada kalian. Untuk bejana yang kedua, andai saya sampaikan kepada kalian maka kepalaku akan dipenggal. (HR. Bukhari 120)
Pastilah Abu Hurairoh juga tidak mungkin khianat menyembunyikan apa yg disampaikan Nabi SAW, tetapi maksudnya adalah “rahasia” atau utk orang2 yang memang “berhak” orang2 tertentu yang LEVEL atau MAQOM ILMU nya sesuai alias bukan utk dikonsumsi umum.
“kok gitu sih..ilmu agama ada yg disembunyi2kan atau bukan utk umum?” bukan disembunyikan tetapi ada levelnya…soal S3 ditanyakan kpd anak SD yg salah bukan yg menjawab..tp yang menyampaikan yg salah..hehe
Ada juga perintah jangan bertanya yg klo dijawab malah jadi bikin kita susah sdri, QS. al-Maidah Ayat 101 :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu..”
Peristiwa atau perkara ghaib yang akan datang pun walaupun rahasia tetapi Nabi SAW banyak memberi clue-nya..tanda2nya..atau ciri2nya….atau kisi2nya…Nah pelajarilah kisi2 nya ini..spt contoh soal RAHASIA hari kiamat, kapan peristiwanya Nabi SAW pun gak tahu, tetapi informasi tanda2 kecil dan tanda2 besar kapan hari kiamat akan terjadi sudah bejibun kan…